Saturday, March 4, 2017

What you should do before leaving japan! -Cerita penuh kekacauan di hari kepulangan menuju Indonesia- (前半 - Part I)

Minggu-minggu sebelum pulang ke Indonesia adalah minggu-minggu penuh jadwal, sibuk ngurus administrasi kesana-kemari, munculnya beberapa masalah yang unpredictable dan sangat disappointing, serta perasaan campur aduk antara sedih, senang, takut, ga sabar, ga mau pulang (serius kepikiran ini), dsb dsb.

Post ini baru banget ditulis 6 bulan lebih 6 hari setelah sampai di rumah, jadi mungkin banyak beberapa detail yang kelupaan dan kelewat (ini pun nulisnya sambil lihat agenda lel).

Jadi, gue punya waktu kurang lebih tiga minggu buat menghabiskan natsu yasumi sebelum pulang tanggal 27 Agustus karena tanggal 29 udah harus masuk kuliah (sebenernya milih tanggal ini biar sama kaya tanggal kedatangan 27 September satu tahun lalu :)).

Masih banyak rencana yang belum dilakuin, target yang belum tercapai, tempat yang belum dikunjungi, dan orang-orang yang belum ditemui untuk sekedar mengucap perpisahan. Semuanya coba dikejar dalam kurun waktu tiga minggu itu, tapi tetep aja banyak yang nggak kesampean--mungkin tandanya suatu saat nanti harus balik lagi ke sana :’).

Singkat cerita (masih berhubungan sama post sebelumnya), selain beli tas Anello KW, gue juga membeli banyak barang buat dibawa pulang ke Indonesia, karena selama ini selalu menahan diri buat beli sesuatu di luar makanan, tiket kereta, tiket masuk tempat wisata, dan tiket2 lainnya. Nah, di antara barang-barang itu adalah koper imut nan manis (foto menyusul, susah nyarinya lel) yang dibeli buat persiapan jalan-jalan ke Kyoto-Osaka-Nara (I mean, Kansai!) plus Hiroshima selama empat hari lima malem (perjalanan naik bis malem biar murah, jadi malemnya lebih banyak). Tapi sejatinya, gue berharap koper ini bisa membantu memudahkan proses kepulangan nanti, mengingat betapa susah payahnya gue waktu baru sampe Chiba :””.

Tadinya, gue berencana beli koper lagi yang gede buat ngegantiin koper lama yang jebol. Tapi, pas mau buang itu koper, tetangga gue main ke kamar dan menemukan bahwa ternyata koper itu tidak jebol! Jadi, yang robek itu bagian dalem resleting yang berfungsi menambah space saat barang yang dimasukkan terlalu banyak. Intinya, kalo resleting itu ga dibuka, maka ga akan masalah dan koper yang jebol pun tidak berkurang fungsinya sebagai koper, そうはずだった。Or that’s what I thought. Seharusnya sih begitu.

Selesai packing, tanggal 26 gue habiskan untuk pegi ke Chiba (pusat kotanya) bersama tetangga sekaligus teman hidup selama di sana. Gue ke toko kacamata buat ganti lensa, dia (masih aja) berburu anime stuff di Animate, lalu kita mengakhiri perjalanan terakhir di Chiba itu dengan nonton Kimi no Na wa (yeah, that so popular anime movie. Luckily, the premier was the day before our departure so we can watch it in Japan, in Japanese).

Sampe asrama, udah hampir tengah malem dan entah siapa yang mulai, kita akhirnya menghabiskan malam dengan bercerita di kamar gue (uh, so sweet banget kan). Ceritanya sangat random, mulai dari nostalgia setahun kemarin, kegalauan kita setelah pulang nanti bakal gimana dan mau ngapain habis lulus, ngomongin orang (pasti lah ya wkwk), sampe hal-hal yang belum pernah kita ceritain sebelumnya (bahkan rahasia yang belum pernah gue ceritain ke orang lain pun bocor saat itu. Salah satunya yang paling gue inget adalah, ‘kapan pertama kali nonton anime bokep’ wkwkwk astaga :( percakapan macam apa itu).

Sambil cerita itu sebenernya gue masih sibuk packing-unpacking-packing yang ternyata sangat-sangat taihen.

Dan ke-taihen-an itu merupakan awal dari mimpi buruk yang terulang...
(Bersambung karena udah capek nulis *padahal bagian yang penting baru mau dimulai* wkwkwk.)