- Ukuran : 13.5 x 20 cm
-
Tebal : 432 halaman
-
Terbit : Januari 2012
-
Cover : Softcover
-
ISBN : 978-979-22-7843-9
-
No Produk : 32201120001
Banyak hal yang bisa disukai pembaca dalam novel ini.
Ketegangan yang ditampilkan seakan tanpa henti sejak buku pertama (ya, itu
fakta! Dan saya sangat menyukainya). Cerita yang dipaparkan secara runut,
dimulai dari Katniss Everdeen di usianya yang menginjak 16 tahun ikut serta
menggantikan adiknya dalam Hunger Games, sebuah permainan yang menampilkan 24
peserta dari 12 distrik dan memaksa para pesertanya berada dalam suatu arena
untuk membunuh satu sama lain.
Awal cerita buku ini sekitar satu bulan sejak Katniss
memenangkan Hunger Games ke-75, atau Quarter Quell—Hunger Games yang diadakan
25 tahun sekali dengan penambahan peraturan khusus—untuk memperingati Masa
Kegelapan. Setelah menghancurkan arena dan diselamatkan oleh Para Pemberontak,
Katniss berada dalam lindungan Distrik 13 yang selama ini dianggap hancur namun
ternyata membangun kehidupan yang sangat disiplin di bawah tanah.
Cerita bergerak ke rencana-rencana pemberontakan dengan
menampilkan seorang tokoh Pemberontak yang menjadi lambang revolusi, disebut
Mockingjay, dan tak lain adalah Katniss sendiri. Ia menyetujui menjadi
Mockingjay lebih untuk membalaskan dendamnya kepada Presiden Snow, dan
melindungi Peeta dari kekejaman Capitol.
Latihan dijalani, siaran anti-Capitol ditayangkan, serangan
dilakukan, dan strategi dikumpulkan. Tak ada yang berjalan lancar dalam setiap
peristiwa yang dialami Katniss, yang membuat saya merasakan adrenalinnya dalam
menghadapi Para Pemberontak dan Penjaga Perdamaian. Sosok Katniss begitu
menarik simpati, membuat pembaca ikut merasakan ketakutannya kehilangan
orang-orang yang disayangi, kecemasannya akan kondisi Peeta, dan
keputusasaannya mendapati begitu banyak orang yang mati dari berbagai Distrik
karena pemberontakan yang dipicunya.
Katniss sudah pasrah terhadap keselamatan Peeta. Hingga
suatu hari Peeta berhasil dibebaskan Pemberontak dari genggaman Capitol dan
sampai di Distrik 13 dengan selamat. Namun tak disangka, Katniss yang gembira
bukan main melihat kekasih kameranya(Katniss dan Peeta berakting sebagai
sepasang kekasih di hadapan kamera dan dikeahui seantero Panem) selamat,
langsung merentangkan kedua tangannya, yang disambut serangan cekikan tangan
Peeta untuk membunuhnya.
Yah, begitulah. Alur sulit ditebak, dan berbagai peristiwa
yang mengena menjadi nilai plus plus untuk buku ini. Kisah asmara antara
Katniss, Gale, dan Peeta, menjadi adegan yang paling saya nantikan sepanjang
serinya. Penokohan yang baik membuat saya pun sulit menebak siapa pasangan yang
tepat untuk Katniss. Bahkan, ada adegan yang membuat saya menangis saat
ketakutan Katniss memuncak memikirkan kemungkinan kematian Peeta.
Namun, entah bagaimana Collins sanggup memasukkan ironi dan
menyelipkan humor dalam dialog maupun pikiran tokohnya. Yang secara kesuluruhan
cukup mengimbangi paduan ketegangan dan hiburan dalam buku ini. Sukses besar
rasanya tidak berlebihan untuk memberi label buku terakhir seri Hunger Games
ini. Cool fantasy!
Lihat saja berbagai penghargaan yang sudah berhasil diraihnya:
#1 New York Times Bestseller
#1 Publishers Weekly Bestseller
A 2010 Booklist Editors' Choice
A 2010 Kirkus Best Book of the Year
A Publishers Weekly Best Book of 2010
#1 USA Today Bestseller
No comments:
Post a Comment