Sunday, May 19, 2013

Review: Crash Into You





  • Ukuran : 13.5 x 20 cm
  • Tebal : 280 halaman
  • Terbit : Maret 2011
  • Cover : Softcover
  • ISBN : 978-979-22-6764-8
  • No Produk : 40101110009
http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/84387/MetroPop:-Crash-Into-You

Seorang wanita lajang berumur 28 tahun, tentu akan terkaget-kaget ketika mendapati dirinya berada di sebuah kamar hotel laki-laki—dalam keadaan hanya memakai underwear pula!. Itulah yang dialami oleh Nadia. Terlebih lagi ketika ia mengetahui bahwa lelaki super HOT yang berada sekamar dengannya—ditambah dadanya yang telanjang sehabis mandi—adalah seorang ‘Kafka’. Cowok iseng nan bandel ketika SD dulu.

Masa lalu Nadia hampir dua puluh tahun lalu mulai menghantuinya kembali. Satu per satu ingatannya melayang menuju saat-saat Kafka sering mengisenginya setiap hari, sampai membuat Nadia membencinya setengah mati. Diliputi amarah akan masa lalu, Nadia berusaha terus menghindar dari usaha Kafka mendekatinya.

Namun takdir berkata lain. Dari pertemuan di kamar hotel di Bali, mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di Jakarta. Kafka yang bekerja sebagai ahli kardiologi ternyata adalah dokter yang menangani ayah Nadia yang terserang penyakit jantung.

Pertemuan demi pertemuan pun terjadi. Entah kenapa hadirnya Kafka seakan membawa kenangan buruk atas masa lalu Nadia. Ia menjauh, tetapi Kafka justru semakin mmengejarnya. Nadia takut kejadian di masa kecilnya akan terulang kembali, walau akhirnya Kafka meminta maaf atas salah satu ulah terparahnya yang masih memberikan luka bagi Nadia.

Mereka saling mengirimkan SMS selama beberapa bulan. Selama itulah, Kafka terus menggoda dan menjahilinya—tidak berubah dengan sifatnya dulu ketika masih mengenakan seragam putih-merah. Nadia yang awalnya kesal, lama-lama menjadi terbiasa dengan perhatian-perhatiannya dan merasa ‘butuh’. Ia terutama sangat berterima kasih atas bantuan Kafka dalam menyelesaikan permasalahan hukum keluarganya. Ia pun lalu menyadari dirinya mulai gila karena ia—hampir—mengaku jatuh cinta kepada Kafka.

Kejadian di akhir tahun kemudian mengubah segalanya. Nadia meminta kepada Kafka untuk menjauhinya—dalam hati ia hanya menganggapnya bercanda—dan secara tak terduga Kafka benar-benar menepatinya. Nadia yang frustasi karena menyesali—mangapa di antara banyaknya permintaan yang diajukannya pada Kafka tetapi malah itu yang penuhinya?—secara tidak langsung mengutarakan perasaannya pada ketiga sahabatnya.

Jana, salah satu sahabatnya mengenalkan Nadia pada Elang. Cowok baik hati dan perhatian itu dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Nadia yang patah hati akibat ditinggal Kafka tanpa ada kejelasan dan sebab sejak malam tahun baru. Berkali-kali Nadia mengirimkan SMS pada Kafka, tapi tidak ada balasan sama sekali. Panggilannya pun tidak pernah diangkat.

Menyerah terhadap Kafka, Nadia mencoba menerima Elang. Mereka menghabiskan setiap akhir minggu bersama. Suatu hari, menerima undangan dari ulang tahun pertama “Empire”—sebuah dance club baru di Jakarta dengan Kafka sebagai salah satu ownernya—yang design website-nya ditangani oleh Nadia, ia bersama Kafka datang berdua.

Penampilan Kafka yang menyambut mereka meruntuhkan tembok pertahanan Nadia. Ia benar-benar sadar bahwa dirinya masih mencintai Kafka, apa lagi setelah Kafka menyanyikan lagu kesukaan Nadia—yang ternyata favorit Kafka juga. Saat itulah, Nadia tidak tahan lagi berada di Empire, meninggalkan Elang sendiri, dan tanpa disadarinya ia diikuti oleh Kafka yang bersiap menceritakan segalanya.

Greget. Satu kata yang terlintas dalam benak saya ketika baru selesai membaca novel ini. Penggambaran emosi sang tokoh utama jelas dan rinci. Menarik simpati para pembaca yang seolah tertimpa musibah akibat kehadiran Kafka dalam kehidupannya.

Sikap Kafka yang plin-plan juga sangat membingungkan, hingga saya terbawa emosi Nadia yang merasa dipermainkan. Saya ikut merasa kesal, marah, dan bingung. Sungguh pencitraan sifat Kafka  yang sangat baik, membuat saya seolah berada dalam posisi Nadia.

Cerita yang dari awal hingga akhir dengan alur di tengah cerita tak terduga ini mengalir dengan lancar. Setiap adegan digambarkan dengan jelas, tanpa berlebihan di sana-sini. Di tiap pertemuan diakhiri dengan tak terduga, membuat kejutan di setiap babnya. Penuturan masa lalu Nadia dan Kafka juga menambah kesan dalam pada hubungan mereka.

Meskipun menurut saya cerita yang dituangkan mengandung konflik yang kurang kompleks karena terkesan berpusat pada hubungan percintaan tokoh utamanya, novel ini patut diacungi empat jempol sebagai metropop. aliaZalea berhasil menghidupkan karakter para tokohnya, begitu pas dengan usianya. Konflik batin yang dialami tokoh utamanya seakan mewakili bahwa wanita yang hampir menginjak usia kepala tiga masih bisa merasakan berbagai perasaan jatuh cinta yang biasa dialami oleh para remaja.

Empat bintang saya berikan untuk Crash Into You.

No comments:

Post a Comment